Gerak Benda dan Makhluk Hidup di Lingkungan Sekitar

Pernah nggak sih kamu duduk di taman, sekadar menikmati angin sepoi-sepoi, terus tiba-tiba jadi sadar betapa banyak hal yang bergerak di sekitarmu? Aku pernah. Waktu itu sore hari, dan aku lagi iseng nongkrong di taman dekat rumah. Aku perhatikan, mulai dari dedaunan yang bergoyang tertiup angin, semut-semut kecil yang sibuk bolak-balik bawa makanan, sampai anak-anak yang berlarian ke sana kemari. Rasanya seperti ada koreografi alami yang sedang terjadi, dan aku jadi kepikiran: kok bisa, ya?  

Gerak itu memang bagian penting dari kehidupan, baik untuk benda mati maupun makhluk hidup. Tapi, ada perbedaan besar di antara keduanya. Misalnya, daun yang jatuh dari pohon itu digerakkan oleh angin (alias gaya eksternal), sementara kucing yang lagi melompat-lompat ngejar kupu-kupu jelas gerakannya karena dorongan internal. Dua-duanya kelihatan sederhana, tapi kalau dipikir lebih jauh, ada sains keren di balik itu semua.  

Aku jadi inget, dulu pas sekolah, guru IPA pernah bilang kalau gerak benda itu selalu ada hubungannya sama gaya. Misalnya, bola yang dilempar bakal terus bergerak sampai akhirnya berhenti karena gesekan dengan tanah. Itu namanya hukum Newton pertama, katanya. Tapi ya waktu itu aku cuma manggut-manggut aja, nggak terlalu paham. Baru pas aku mulai suka olahraga, khususnya badminton, aku benar-benar merasakan gimana hukum itu bekerja. Ketika aku nggak menyeimbangkan gaya saat memukul shuttlecock, arah bolanya jadi nggak terkontrol. Dari situ, aku belajar pentingnya memahami gaya dalam gerakan.  

Nah, kalau gerak makhluk hidup itu beda lagi ceritanya. Misalnya, kucing di rumahku, si Milo, dia bisa lompat dari kursi ke meja dengan begitu mulusnya. Kenapa? Karena tubuhnya didesain untuk itu. Otot-otot dan sendinya bekerja sama untuk menghasilkan gerakan yang efisien. Aku pernah baca kalau makhluk hidup seperti kucing, burung, atau bahkan kita, manusia, punya sistem saraf yang bikin gerakan kita lebih terarah. Bayangin kalau otak kita nggak sinkron sama otot—kita mungkin bakal kesandung tiap lima menit!  

Tapi, nggak semua gerakan itu mulus. Aku pernah ngalamin juga momen di mana aku jatuh gara-gara terpeleset waktu jogging di jalan yang licin. Ternyata, itu karena gesekan antara sepatu dan jalan kurang cukup buat menahan gerakan kakiku. Pelajaran penting: selalu cek kondisi jalan sebelum lari!  

Jadi, dari benda mati sampai makhluk hidup, semuanya punya cara unik buat bergerak. Dan setiap gerakan itu selalu punya cerita di baliknya. Kalau kamu lagi bosan atau cuma mau refreshing, coba deh perhatikan gerakan-gerakan di sekitar kamu. Mulai dari ranting pohon yang melambai, burung yang terbang, sampai kendaraan yang melaju. Kadang, hal-hal kecil seperti itu bisa bikin kita lebih menghargai betapa kerennya dunia ini.  

Terus, kalau kamu penasaran, coba tanyain ke diri sendiri: “Kenapa benda atau makhluk itu bisa bergerak seperti itu?” Siapa tahu, dari rasa penasaran sederhana, kamu malah jadi ngerti lebih banyak soal sains gerak. Atau minimal, jadi bahan obrolan seru sama teman. 😉

Posting Komentar